Thursday, November 10, 2016

Satu Diantaranya

Aku serupa bintang yang kamu hitung setiap malamnya.
Setitik terang dalam gelap yang tidak juga cerahkan langitnya.
Cahaya fana pantulan cahaya abadi, matahari.
Dan akan menghilang saat gelapmu pergi berganti pagi.

Aku serupa bahasa yang tidak kamu pahami.
Peribahasa yang tak memiliki arti.
Susunan kata demi kata menjelma dalam sebuah puisi.
Dan akan terlupakan saat halaman bukumu berganti.

Rupanya kamu mencintai hal-hal nisbi.
Pandangan dan juga pemikiran yang kamu rangkum dalam sebuah teori.
Nyatanya kamu menjadi realistis.
Makna kasat mata yang tak bersifat historis.

Oleh karena itu aku mulai menulis,
Agar bisa kau ingat tipis-tipis.
Perempuan dan janji-janji manis.
Pertemuan dan hati-hati teriris.

Satu kali, dua kali, dan tiga kali.
Kisah kasih yang kau ikat tak bertali.
Menawarkan giur bercinta tanpa wali.
Sengit, menggigit gulali.

--

Dan aku pun masih mengenal ramah tamah.
Menyambut cium kerah kemejamu yang memerah.