Tuesday, January 25, 2011

Elegi Malam Minggu

Rapikan rambutmu, kamu tidak tampak tampan saat rambutmu mulai panjang
Benahi kemejamu, kancingkan yang benar kamu tidak terlihat menawan
Bersihkan sepatumu, agar tidak mengotori lantai
Atau..
Gunakan saja kaos birumu, tidak baru tapi bersih dan wangi
Potong rambutmu sehingga kamu tidak kesulitan mengaturnya
Kunikmati pemandangan apa adanya tentangmu
Bukan dengan rayuan yang kau nyanyikan
Kunikmati senyum tawa lepasmu serta teriakan kagetmu
Bukan senyum yang kau buat untuk menggodaku
Semakin kuresapi alunan nafasmu terdengar merdu
Hangatnya mengunci punggungku untuk tetap bersamamu
Berawal dari 90 derajat kubenamkan perasaanku dibalik hembusmu
Membelai angin seolah kau suka wangi rambutku
Bisikan hangat menggelitikku untuk lebih berderu malu-malu
Kucoba bertahan sejenak buatmu semakin membisu iringi perasaan 180 derajatku
Kurasa, kupikir aku sudah cukup lelah kupalingkan wajahku
Kau merayu seakan tak peduli dengan keringat dan hembusan nafasku yang terbata-bata
Menggoda tapi mataku tak lagi ungkapkan kagumnya, hanya terlalu lama
Singgahkan aku ketempatku tapi harus denganmu
Berbalut hangat kupinta kau jangan pergi
Tawa kecilmu usap rasa yang mulai menyapa
Lagi-lagi kupinta kau untuk tidak pergi
Bersanding temaniku sembari kukumpulkan nyawaku menjadi genap kembali
Ah, aku terlalu lelah
Aku menyerah melarangmu untuk pergi
Tidak terima ketika harus melambai manja, mataku sayu
Tapi..
Cukup manis kau tinggalkanku dengan kecup dikeningku
Juga sedikit harapan tentang harum tubuhmu yang akan kurindukan

Casanova

Sebenarnya aku tidak tahu pasti tentang apa yang sebenarnya ingin kutulis. Bukan karena aku tidak memiliki inspirasi atau karena hidupku datar saja sehingga tidak ada yang perlu kutulis. Bukan!
Justru karena terlalu banyak yang ingin kutulis, tentang sisi gelap kehidupan yang aku jalani. Tetapi aku takut! Aku tidak cukup berani mengungkapkan keliaranku dibalik semua image yang telah aku buat.

Mungkin akan kuawali tulisanku tentang casanova. Bukan apa-apa tetapi hidupku tidak pernah jauh dari sosok pria yang sangat lihai menaklukkan wanitanya. Berbagai macam cara mereka gunakan, mungkin dia bukan sosok pria sempurna seperti yang kutulis pada posting sebelumnya. Tapi mereka memiliki satu daya tariknya yang sangat sulit untuk dihindari.

Siapa wanita yang tidak suka dipuji, dilindungi, diberi perhatian, peluk dan cium manja? Sangat naif kalau ada yang menjawab tidak! Munafik kukatakan. Lalu siapa yang mampu memperlakukan wanita sebaik itu? Merekalah para casanova.

Suara beratnya mempuisikan rayuan klisenya begitu indah. Menyentuh tangan dengan lembutnya. Memeluk dengan tangan kekarnya terasa hangat dan nyaman di dada bidangnya. Betapa manisnya diperlakukan seperti itu. Ketika kita para wanita menggunakan perasaan dan ego yang dengan mudah diluluhkan oleh hal-hal kecil tersebut. Iya sudah sangat jelas! Bagaimana mereka terlatih untuk memperlakukan wanita dengan baik. Tetapi semua itu hanya fatamorgana!

Setelah itu mereka akan membiarkanmu bermimpi tentang puisinya, merasakan dinginnya malam tanpa peluk hangat dan sakit serta perihnya kehilangan ketika hati tak bisa lagi berbohong orang yang memperlakukanmu dengan sangat baik meninggalkanmu begitu saja..

Tuesday, January 18, 2011

My Best Girls

Teringat ketika masa-masaku masing menggunakan kemeja putih dan rok abu-abu. Masih tergurat jelas di ingatanku. Aku, Yuvi, dan Tysna. Mungkin kami memang bukan remaja berlimpah harta yang setiap harinya meluangkan waktu sepulang sekolah untuk sekedar berjalan-jalan di pusat perbelanjaan dan menguras isi kantong disana. Namun kami bisa menguras seluruh tenaga untuk menangis dan tertawa bersama.

Mungkin kami juga bukan remaja yang brilian dengan nilai 100 bulat disetiap mata pelajarannya. Tetapi kami saling melengkapi dan membatu ketika kami membutuhkan suatu hal yang sekiranya kami tidak mampu melakukannya sendiri.

Ya, ketika aku membuka halaman jejaring sosialnya, aku sadar bahwa kami kini bukanlah remaja yang menggunakan seragam putih abu-abu lagi. Kami berpisah untuk mewujudkan mimpi kami masing-masing. Dan satu hal yang aku rasakan saat ini adalah aku merindukan mereka. SANGAT!

Kami pernah memiliki janji untuk memberi kabar ketika kelak kami memiliki kekasih baru. Kami berjanji untuk saling mengundang ketika kami menikah dengan pria impian kami. Kami juga berjanji untuk saling menjalin hubungan hingga kami bercucu kelak. Sungguh, aku ingin mewujudkan semua mimpi kami itu.

Pernah kami saling bertengkar, merasa tidak cocok satu sama lain, tapi taukah kamu? semuanya tidak pernah lebih dari hitungan 24 jam. Aku menyayangi mereka, sungguh. Aku terluka ketika mereka menangis, aku girang ketika mereka tertawa terbahak. Aku memeluk mereka ketika mereka membutuhkan sedikit bahuku untuk menenangkannya. Sangat indah persahabatan yang kami jalin. Seperti anak-anak perempuan remaja pada masanya.

Ribuan kali sudah aku memeluk mereka dan menciumnya menunjukkan rasa sayangku kepadanya. Namun hingga sekarang aku tidak pernah merasa cukup. Andai mereka disampingku saat ini, ingin rasanya aku berkata "Yuvi, kamu gendut sekaliiiii..diet!harus bisa kurus! Jangan ngemil terus", "Tysnaaaa, kamu nggak punya rok ya? Sekali-sekali pakai rok kamu itu, kamu cantik!".

Iya, kami adalah tiga remaja yang samasekali jauh dari sempurna. Tetapi jika suatu hari Tuhan memberikan kesempatan untuk kami bertiga saling bersatu menjadi satu individu, aku yakin tidak ada yang bisa mengalahkan kesempurnaan kami.

Yuvi, Tysna. Aku merindukan kalian, sangat...

Monday, January 17, 2011

Regret

18 tahun sudah aku menjalani segala manis pahit perjalanan hidupku. Waktu yang cukup panjang untuk menggores guratan cerita di kanvas kehidupan. Apakah ada suatu hal yang hingga saat ini kuratapi dan kusesali?

TIDAK

Aku cukup menikmati segala hal yang aku jalani saat ini. Tertawa bersama keluarga dan sahabat juga menangis bersamanya. Ketulusan dan dusta yang kubuat yang mungkin mewarnai atau menyakiti mereka. Tidak! Sedikitpun aku tak merasa menyesal. Ah iya, aku sedikit munafik menjawab pertanyaan ini tapi toh ketika aku merasa ingin kembali mengulang waktu aku hanya menanti kekosongan.

Apakah lantas aku menanti abad ke-22 dan menunggu hadirnya Doraemon dengan kantong ajaib yang memudahkan impianku? AKu tidak sebodoh itu untuk mengambil langkah tetapi aku juga tidak sekaku itu untuk bermimpi. Pernah aku bermimpi memiliki keluarga sempurna dengan segala kasih sayang (dengan materi berlimpah), memiliki kekasih sempurna dengan wajah rupawan (juga dengan materi berlimpah), keliling dunia (dengan menggunakan materi berlimpah). Apakah itu hanya mimpi belaka? Sekali lagi aku akan menjawab TIDAK! Aku akan dan pasti mendapatkannya kemarin atau esok hari dengan atau tanpa hadirnya Doraemon.

Haha, aku tertawa mengapa menjadi Doraemon yang kutulis? Mungkin karena sosok kucing biru menggemaskan itu adalah sosok yang dinanti oleh setiap manusia yang mungkin mereka sudah cukup putus asa dengan kehidupan yang mereka jalani.
Pernah aku merasa putus asa, pernah aku ingin akhiri saja penderitaanku. Mati mungkin?. Tapi lagi-lagi otakku memaksa logikanya untuk beraksi. Mati itu tidak enak!

Tidak ada tawa ketika mati, tidak ada tangis ketika mati, tidak ada cinta ketika mati, tidak ada lagi yang aku harapkan ketika aku mati.

Serba salah!

Ah ah ah, sudahlah. Kunikmati saja air mataku menetes dan wajah konyolku ketika tertawa terbahak.

Sunday, January 16, 2011

Karma

I feel it in the air, as I'm doing my hair
Preparing for another date
A kiss upon my cheek, as he reluctantly
As if I'm gonna be out late
I say I won't be long, just hanging with the girls
A lie I didn't have to tell
Because we both know where I'm about to go
And we know it very well

Rihanna - Unfaithful

Seketika aku terdiam mendengar lirik lagu tersebut. Lagu yang di putar di radio lokal di Jogjakarta saat aku mengendarai mobilku menuju ketempat dimana aku bisa menenangkan sedikit kejenuhanku dengan rutinitas. Aku hanya tersenyum simpul. Ah, memang itulah dunia tempat dimana dusta dan kebohongan tercipta. Dosa menjadi suatu koleksi wajib bagi setiap individu.
Aku menopang daguku. Sedikit memaksa otakku untuk berlari menuju pusat syaraf.
Ingin rasanya aku tertawa terbahak, sangat lucu hidup yang aku jalani. Ketika segala dosa telah aku lakukan, ketika kebohongan menjadi rutinitas sehari-hariku.

But karma does exist
Aku percaya semua yang telah aku lakukan selama ini akan mendapat balasan yang sama. Lebih sadis mungkin. Dan mungkin saat semua balasan itu menimpaku ada orang lain yang juga tersenyum simpul atau tertawa terbahak seperti yang aku lakukan saat ini. :)

Thursday, January 13, 2011

The Man with His Brands

Sempurna.
Iya kata yang tepat untuk mendeskripsikan pria ini. Mandiri, mapan, matang dan menarik. Ketika balutan barang-barang bermerek menutupi tubuhnya yang tegap. Mobil mewah yang mengantarkannya ke segala tempat yang ingin ia kunjungi. Aroma wangi parfum mahal melekat ditubuhnya.

Ah..
Aku hanya bisa berterimakasih kepada Tuhan aku sempat mengenal pria tersebut.
Karena ia mengajariku tentang ketidaksempurnaan dibalik balutan merek yang ia gunakan. Mengajariku untuk bekerja keras dan menghargai segala yang kita miliki untuk dicintai.

Sampai jumpa untuk waktu yang tidak ditentukan.

Tuesday, January 04, 2011

Fall in Love with You Again

Sudah terlalu banyak kesempatan yang aku lewatkan untuk mencintaimu lebih, untuk sekedar memberikanmu pertanyaan "Apa kamu sudah makan?", "Kamu sakit ya? Jangan lupa minum obat!"
Klise memang..
Pertanyaan bodoh yang anak SMP pun bisa lontarkan kepada cinta monyetnya.
Namun sejenak aku berfikir dan sadar, pertanyaan bodoh itu akan terdengar sangat menghibur ketika disampaikan oleh orang yang memiliki arti lebih..
Ingin sekali aku menanyakan sedikit pertanyaan bodoh itu untuk kesekian kalinya setelah sekian lama aku hanya mampu memberikan pernyataan yang menyakitimu.

Iya, aku menyakitimu..

Dengan kata kasarku, dengan perlakuan tidak sopanku. Aku malu! Iya, aku malu karena ternyata akulah yang bodoh. Membiarkanmu terpuruk dan terluka menyadari bahwa aku tidak sebaik saat pertama kita jumpa.

Membiarkanmu berbalut perih mengetahui aku bersenang-senang dengan lelaki dan itu bukan kamu.

Membiarkanmu berangan dengan seragam gagah yang kau gunakan dan gaun megah yang membalut tubuh kurusku dalam suatu upacara sakral. Yang pada klimaksnya aku akan berkata "I do.." dengan semu merah dipipiku.

Begini saja..

Bagaimana kalau kita berpura-pura jika kita tidak pernah mengenal satu sama lain sebelumnya. Aku bertemu denganmu di suatu kedai kopi. Aku akan menarik kemeja sahabatku dan berbisik kepadanya tentang betapa mengagumkannya dirimu.
Aku akan mencuri pandang, dan aku berjanji akan memalingkan wajahku ketika kamu juga melihat kearahku..

Betapa lucunya saat seperti itu. Ketika jantungku tidak lagi bisa menahan diri untuk melompat dari persinggahannya. Ketika aliran darah dari otakku turun dengan cepat dan menggumpal sejenak di tulang pipiku.

Aku ingin sekali lagi jatuh cinta denganmu..
Jatuh cinta dengan orang yang sama untuk kesekian kalinya..

Monday, January 03, 2011

Renungan

Proses ketika seseorang menjadi lebih pintar dan bertambah pengetahuannya, disaat itulah dia merasa menjadi lebih bodoh dari sebelumnya.
My Daddy (2010)