Puluhan hari terakhir ini aku menghabiskan waktuku sendiri. Apapun itu asal mampu menyenangkan hati. Uang saku satu bulan kuhabiskan pelan tapi pasti. Bantal-bantalku yang basah kubiarkan mengering sendiri. Setiap malam tetangga kamarku sayup-sayup akan mendengar lantunan lagu mengiris hati. Beberapa teman seatapku bertanya, "kok sudah lama dia tidak kemari?". Tidak sanggup aku lempar kata hanya senyum lebar menutupi perih hati.
Pernah aku dengar dari sahabatmu.
Katanya, kamu memang sayang padaku.
Sekarang apa kabarmu pun aku tak tahu.
Pernah aku dengar dari bibirmu.
Katanya, kamu mau aku.
Sekarang setiap hari aku meratapi sendu.
Pernah aku dengar ujarmu saat kunyalakan stasiun radio favoritku.
Katanya, aku paling tahu cara menikmati lagu-lagu.
Sekarang yang kuputar hanya lagu rindu.
Pernah aku dengar dari mulut sahabat lelakiku.
Katanya, air mata yang pernah kamu teteskan itu tanda tak ragu.
Sekarang, berbanding terbalik. Cuma aku.
Katanya suka
Katanya sayang
Katanya aku dan kamu
Katanya kamu kalut saat tidak ada aku
Sekarang, dimana kamu?
Aku rindu.
Sekarang, bukan aku.
Saat memanja dan kau panggil sayang saat nafasmu berderu.
No comments:
Post a Comment