Sudah aku keringkan air mataku. Sudah, aku sudah siap mendengar ceritamu.
Setelah kamu menemukan alasan mengapa kamu menjauh.
Iya, bisa aku simpulkan kamu pergi. Jauh.
Meskipun aku tahu kamu tahu. Kamu hapal setiap inchi lenganku. Dan hanya punyaku yang kamu tahu.
Coba kamu berpura-pura menjadi aku. Aku tahu kamu tahu bahwa kamu juga akan berfikir ini cuma mimpi. Ketika terbangun mata aku masih ada.
Hum, tidak.
Kamu pergi, kamu berkecil hati.
Sayang,
Ada hal yang ingin aku ketahui meskipun aku tahu.
Aku ingin tahu apa kamu benci dengan kepergianmu dariku meskipun aku tahu kamu tidak mau.
Aku ingin tahu apa kamu benar-benar harus pergi dariku meskipun aku tahu kamu mau.
Aku juga ingin tahu apa kamu rindu aku meskipun aku tahu kamu kadang begitu.
Aku ingin tahu apa kamu memikirkan aku siang malam meskipun aku tahu kamu ingat aku sebelum tidurmu.
Aku mau tahu apa kamu sudah lupa aku meskipun aku tahu kamu mau tapi kamu belum mampu.
Aku tahu kamu masih cinta aku.
Sering aku rindu kamu, namun kata-kata aku tidak sampai di telingamu.
Karena aku tidak tahu apa sebenarnya mauku.
Apa aku sudah berhasil melupakanmu?
Aku menghapus semua foto-foto kamu di telepon genggamku. Bukan, bukan aku membencimu.
Ingatanku sama sekali tidak buruk, sayang.
Atau kamu yang sudah berhasil melupakanku?
Lalu aku menghela nafas panjangku, agar tidak lagi jatuh air mataku.
Aku benci kepergianmu, tapi aku tahu kamu tahu apa yang kamu mau.
No comments:
Post a Comment