Wednesday, March 11, 2015

Sisa Sempurna

Kamu tidak berubah, hanya saja jenggotmu sudah memanjang berantakan. Kumis kucingmu masih membingkai bibirmu di ujung-ujung. Masih mengeluarkan tawa yang sama. Aku masih suka.

Kamu tidak berubah, hanya saja tubuhmu sedikit lebih kurus. Mungkin karena tidak ada yang mengurus. Meskipun tidak juga porsi makanmu berkurang. Masih saja mampu menampung makanan yang tidak kuhabiskan. Aku masih suka.

Masih sama. Tidak berubah.

Masih menertawakan hal yang sama. Masih seksama mendengar cerita-cerita.

Ada yang berbeda, mungkin karena tidak bertemu terlalu lama. Kamu mengusap kepalaku manja. Memegang tanganku malu-malu. Setauku kamu tidak pernah mau, dulu.

Sekali lagi aku melihatnya tertidur. Mendengkur.
Aku masih merasa bangga aku tidak tidur lebih cepat darimu. Kamu masih tidak terganggu dengan cerita malamku disaat lelapmu.
Sekarang aku bisa tertawakan kamu yang dungu.

Aku membenci diriku sendiri. Untuk kata-kata yang terlalu banyak kuucap, Untuk hal menyakiti yang kubagi. Untuk lelah yang kuberi. Aku adalah ketidaksempurnaan yang kamu sempurnakan.

Bahkan aku masih merasakan sisa bahagia, tanpa kamu.

Karena kamu masih ada. Selagi kamu masih ada, aku nikmati sisa sempurnaku.

Tenggelam dalam tawa yang entah sampai kapan bisa aku nikmati suaranya, bersamamu, Faisal Lofinanda.

No comments: