Aku yakin kamu mendengar nafasku yang mulai melemah
Setelah sebelumnya kamu mampu membuatnya terengah-engah
Juga membuat rambut sebahuku yang berkeringat basah
Sayang, aku lelah
Kamu kira selama ini berada diposisiku adalah mudah?
Hah?
Setelah entah berapa kali aku harus mengganti sarung bantalku yang basah
Menahan emosi yang terlalu lama tersimpan dan sebentar lagi siap membuncah
Sungguh benar sayang, menghadapi kepergianmu samasekali bukan hal yang mudah
Sayang, aku lelah
Kamu pikir luka yang kamu gores mampu sembuh dengan cepat?
Hah?
Setelah kamu memutuskankan untuk hilang dan memberi jarak sekat
Sekarang apa yang kamu rasakan? Apa yang kamu lihat?
Puas?
Sungguh benar sayang, semua yang kamu lakukan benar laknat
Sayang, aku marah
Kamu pikir pertemuan kembali kita akan merubah keadaan?
Hah?
Berharap aku akan mendoakan tentang muaknya kamu dengan kehidupan
Santai, pelan-pelan..
Aku bukan setan yang akan menggodamu lagi, sayang
Tapi aku bisa bertaruh kamu akan menangisi dirimu dalam kesunyian
Sayang, aku marah
Sangat marah.
Dengan alibi yang kamu ucapkan seolah-olah kamu lelaki paling beretika
Menghisap rokok batang demi batang sambil menyungging senyum ceria
Dan berkata, "Kamu tahu kan sekarang aku sudah bersamanya?"
Kamu pikir aku akan peduli?
Hah?
Kamu salah
Sayang, apa kamu lupa kalau aku gila?
Bisa saja aku menyayat satu demi satu nadimu untuk kusimpan
Agar kamu tidak jauh-jauh pergi meninggalkan
Atau sekedar menginjak penuh pedal gas mobilku dan menabrak tubuhmu
Lalu aku berpura-pura baik untuk menjengukmu
Membawa rangkaian bunga dan buah agar kau cepat sehat
Sayang, apa kamu lupa kalau aku gila?
Beraninya kamu bermain-main api
Meninggalkanku dengan berbagai alibi
Jika boleh aku memberi saran..
Lebih baik jangan kau ulangi
Meskipun bukan denganku lagi
Errrrr...
Barusan aku berbicara dengan siapa yah?
Kamu kan sudah mati
Hihihihi :)
No comments:
Post a Comment