Aku suka sekali ketika pantulan kaca berbisik jujur padaku bahwa sebenarnya aku tidak cantik seperti yang mereka katakan. Bukan seperti model-model foto yang dimiliki oleh teman-teman fotograferku. Tapi tunggu dulu, aku mungkin berbeda! Aku bisa berbicara.
Ups, semua orang juga pasti bisa berbicara, mayoritas. Tetapi aku bisa berkata tanpa harus memaksa lidah dan mulutku untuk berlari menuju otak untuk menggerakkan syarafnya.
Mataku bisa berbicara seolah lawan bicaraku akan mengerti dan mengiyakan mauku. Hidungku dapat berbicara dengan hembusan menggebu disetiap detiknya ketika aku bersamamu. Telingaku mampu berbicara dengan mendengar celotehan tentang cerita harimu. Rambutku mampu berbicara dengan aroma yang kau sukai, aku tau karena kamu selalu menciuminya.
Sekali lagi aku berbeda, karena aku tidak selayaknya wanita yang berada di kisaran umur yang seharusnya. Aku pernah tertempa dengan palu pahat yang sangat keras, aku pernah terasah oleh batu karang. Aku berlaku ribuan hari lebih dewasa dari umurku hari ini.
Apakah aku cukup dewasa menjalani semuanya? Aku tidak tahu pasti, yang jelas ketika aku menonton film dengan rating diatas 17 tahun, aku tidak memerlukan pengawasan dari orang tua. Aku sudah cukup mampu mengerti mana yang seharusnya aku jalani atau mana yang seharusnya aku tinggalkan.
Aku vulgar?
Aku tidak mengatasnamakan seni dalam tulisanku, aku hanya ingin berbagi sedikit pengalaman tentang hidupku yang aku sendiri tidak bisa mengibaratkannya dalam bentuk warna. Apakah hitam, putih, merah atau hijau. Yang pasti hanya aku menikmati hidupku. Baik ketika aku berada di atas maupun ketika aku sedang terpuruk.
Sudahlah, aku yakin kamu pasti tahu bahwa aku sudah cukup dewasa untuk menuliskan cerita hidupku ini. Bukan bermaksud untuk mengumbar, hanya berbagi pengalaman agar bisa dijadikan pelajaran. Agar hanya aku sajalah yang pernah merasa dibawah. Bukan kamu, keluargaku, sahabatku...
No comments:
Post a Comment