Satu dikali dua puluh empat jam bersamamu.
Kuhabiskan hariku membunuh waktu denganmu,
Membakar habis lembaran-lembaran uang yang menjelma dalam sebuah candu.
Mengunci rapat-rapat sisa hati yang terluka dulu, siapa tahu kamu mencoba mencari celah baru.
Satu dikali dua puluh empat jam bersamamu, itu seratus lima puluh dikali dua puluh empat jam yang lalu.
Dua dikali dua puluh empat jam bersamamu.
Kuhabiskan hariku untuk berlibur denganmu,
Menghabiskan sisa uang saku untuk satu bulan hanya untuk sekedar duduk dan menikmati alunan merdu ombak laut yang berderu.
Iya, cukuplah dua kali dua puluh empat jam bersamamu untuk mengenal sejauh apa aku mulai mengerti tentang kamu.
Dua dikali dua puluh empat jam bersamamu, itu kurang lebih seratus dua puluh dikali dua puluh empat jam yang lalu.
Tiga dikali dua puluh empat jam bersamamu.
Kuhabiskan waktuku untuk menatap wajahmu,
Untuk pertama kali aku sadar seberapa menggodanya indera bicaramu.
Bercerita banyak tentang keluarga, masa lalu hingga masa depanmu.
Sadarkah kamu saat itu?
Sungguh aku tidak terlalu mendengarkan ocehanmu, ingin sedikit aku menyicip dan menyesap harum indah kecupan pertamaku denganmu.
Tiga dikali dua puluh empat jam bersamamu, aku sedikit tidak ingat namun sekitar seratus dikali dua puluh empat jam yang lalu.
Empat dikali dua puluh empat jam bersamamu.
Kuhabiskan waktuku untuk menggenggam tanganmu.
Merasakan panas tubuhmu, semakin dekat semakin mengejar nafasku semakin berderu.
Kuputuskan untuk meninggalkanmu pulang terlebih dahulu, aku takut aku tidak tahan godaanmu.
Empat dikali dua puluh empat jam bersamamu, entah kapan itu aku sudah tidak tahu.
Lima dikali dua puluh empat jam bersamamu.
Kuhabiskan waktuku untuk bercumbu.
Mengecap rasa penasaranku yang terdahulu.
Mengecap bibir yang seharusnya bukan punyaku.
Lima dikali dua puluh empat jam bersamamu, aku sudah mampu menghapuskan khawatirku dulu.
Enam dikali dua puluh empat jam bersamamu.
Kuhabiskan waktuku untuk bercinta denganmu.
Merasakan tubuh tak bersekat antara aku dan kamu,
Apa kamu tau?
Itu bagian terfavoritku.
Enam dikali dua puluh empat jam bersamamu, kamu sudi mengecup keningku sebelum tidur.
Tujuh dikali dua puluh empat jam bersamamu.
Kuhabiskan waktuku untuk melakukan segalanya bersamamu.
Tertawa, bahagia, bercumbu, bercinta juga menangis merana.
Tujuh dikali dua puluh empat jam bersamamu, syukurku akan nikmat bersamamu.
Kamu yang kukata aku adalah kamu dan kamu sama denganku.
Tujuh dikali dua puluh empat jam bersamamu, sekitar tujuh jam yang lalu.
Sebelum aku merindukanmu mulai tiga menit yang lalu..
No comments:
Post a Comment