Temperatur mesinku sudah mulai memanas.
Oh jangan sekarang!
Sedikit lagi aku sudah akan sampai ditujuanku.
Jarum indikator temperaturnya mulai mendekati tanda "H".
Aku menggerutu dalam hati pasti mesinku sebentar lagi mati.
Ah!
Benar saja, meskinku sudah mati. Berasap pekat pula.
Panik, aku butuh pertolongan pertama.
Kupanggil teman-temanku terdekatku untuk membantu membuka kap mesinnya.
Namun justru panas mesin melukai tangan mereka.
Apalagi yang mampu kulakukan?
Sahabatku hanya mampu mendorongku dari belakang sementara aku masih dibalik stir mengendarainya.
Siapa lagi yang bisa mengendalikannya?
Siapa lagi yang mampu membawanya?
Ya, memang cuma aku saja.
Kuangkat telepon genggamku mencoba mencari-cari nomor yang mungkin bisa kuhubungi.
Yang menolong dan memperbaiki.
Ku tekan tombol hijau di telepon genggamku berkali-kali.
Tapi yang terdengar hanya suara "tuuuutt.. tuuuttt.." panjang tiada henti.
Hampir 3 jam aku menunggu, mesinku masih tergolek disitu.
masih belum ada yang mampu membantu.
Aku masih duduk didekatnya dan terpaku.
Hampir sudah aku putus asa akhirnya aku memutuskan membuka kap mesinku berhati-hati.
Takut panasnya masih akan melukai.
Ah, ini dia penyebab mesin mati.
Blower mesinnya lepas sendiri.
Air radiatornya pun mengering, ah memang sudah pasti.
Tolong.. Tolong..!
Saya butuh reparasi hati :(
No comments:
Post a Comment