Semalam aku bermimpi tentang kamu yang sudah pergi
Bermimpi tentang bagaimana angkuhnya kamu kini
Berjalan gontai seolah-olah kamu tidak pernah mengenal sosok ini
Sosok yang katamu dulu pernah kau cintai
Sapa yang kulempar hanya kau balas dengan dengusan tidak peduli
Tidak lama kemudian aku terbangun dan menyadari bahwa aku sendiri
Tidak ada lagi perbincangan hangat di pagi hari,
atau sekedar secangkir kopi Toraja kesukaanku yang kau bawa untuk menemani..
Seperti biasa, kepalaku masih terlalu berat meninggalkan bantalnya
Entah mengapa sepertinya mereka saling cinta
Meskipun sang bantal seringkali basah dan berbercak bekas air mata
Tapi ia mampu menghangatkan ketika sang kepala terluka
Namun percuma saja,
Tidak ada lagi perbincangan hangat di pagi hari antara dua kepala.
Kupaksakan tubuhku untuk tidak selalu manja
Beranjak berdiri bergegas untuk mencuci muka
Kulihat kalender kecil disamping meja
Oh, hari ini baru tanggal tiga
Tidak ada satupun kegiatan yang menuntutku untuk pergi meninggalkan kamar kecil 3x5 ku tercinta
Meskipun sama saja,
Tidak ada lagi perbincangan hangat di pagi hari untuk sekedar bercanda.
Kulihat pantulan wajah lusuhku di kaca
Lucu sekali ada bayangan hitam disekitar mata
Lama-lama aku bisa seperti panda
Sesekali aku mencoba tersenyum dengannya
Melihat seberapa manis diriku dulu saat meringis memanja
Bibirku menarik setiap sudut-sudutnya menjadi lengkungan senyum bahagia
Tapi mata panda itu menunjukkan ada luka
Memang iya,
Karena tidak ada lagi perbincangan hangat di pagi hari yang sangat kusuka.
Aku merunduk mencari-cari sesuatu di laci
Sesuatu yang mampu menghangatkan pagiku yang sendiri
Ah, ini dia yang kucari
Kopi.
Bukan Toraja seperti kesukaanku jika menyeduh kopi
Tapi harum kopi ini tidak kalah wangi
Tetap tidak melunturkan hasratku untuk tetap menikmati.
Sekilas aku ingat saat kita berdua meminum kopi
Kamu selalu mencium uap panas dan terlihat sangat menikmati
Aku bertanya mengapa tidak segera saja kamu minum kopi ini?
Kamu bilang itulah seni dalam meminum kopi
Pejamkan mata, hirup uapnya, dan kamu akan menemukan jati diri kopi ini
Setiap jenis kopi akan memiliki aromanya sendiri
Cobalah! Maka kamu tidak akan sekedar meminum kopi
Tapi kamu akan tahu bagaimana mencintai kopi
Katamu sambil tersenyum lucu, senyum lucu yang sangat kusukai.
Memori ini membuatku lupa aku sudah terlalu lama membiarkan kopiku sendiri
Cangkir putihnya terlihat kontras dengan warna kopi
Aku sangat suka dengan aroma kopi ini
Menyelinap disela lubang hidungku dan mulai menari-nari
Menggelitikku untuk lebih dekat dengan bibir cangkir putih ini
Ah,
Ternyata aku lupa menabur gula didalam cangkir ini
Sangat pahit terasa namun entah mengapa aku sangat menikmati.
Karena kamu sudah pernah mengajari,
Bagaimana cara menikmati secangkir kopi di pagi hari.
Karena kamu sudah pernah mengajari,
Bagaimana cara mengenal dan mencintai hanya dari aroma kopi.
2 comments:
Nice! :)
thankyou, keep reading :)
Post a Comment