Friday, June 03, 2011

Satu - 1

Cermin berbingkai kayu itu menjadi saksi bisuku. Berbicara dengan bayanganku menjadi rutinitas harianku. Aku dan aku. Selalu saja begitu.
Kugosok rambutku dengan sisir kayu, agar aku terlihat cantik. Kupakai baju terbaikku, aku ingin menjadi perhatian. Sekali ini, hari ini.
Sebelum kuselipkan kakiku pada sepatu cantik pemberian ibu aku menghela nafas dan berdoa dalam hati. Hari ini saja, aku mau hidupku berarti.
Kuraih tas jinjing kesukaanku. Langkah kaki pertamaku di pagi ini haru bisa membawaku ketempat dimana aku bisa wujudkan mimpi.
Kususuri jalan-jalan berbatu didepan rumahku, aku berjalan saja. Tidak tahu harus kemana dan harus bagaimana. Akupun juga tidak akan takut tersesat ditengah jalan nanti, aku mengenal kota ini. Kota kejam, kota jahat, yang menyiksaku setiap hari. Kuhirup aroma matahari pagi, mendengar tetesan embun samar. Entah mengapa hal-hal tersebut membawaku begitu bahagia.
Kehentikan langkahku saat aku melihat ada kedai kopi kecil disudut jalan yang tidak terlalu ramai. Mungkin pagiku akan sempurna dengan aroma kopi, pikirku. Aku berjalan mendekat dan tersenyum simpul ketika aku melihat tulisan "Open 24 Hours". Sempurna..
Kedai kopi itu masih sangat sepi hanya ada dua orang waiter dengan mata memerah. Mungkin dia menjaga kedai kopi ini sejak larut malam tadi. Dengan nada menyeret mereka mengucapkan selamat datang kepadaku dan memberikan daftar menu sambil tersenyum. Aku tidak perlu menu itu. Aku sudah tau apa yang ingin kupesan. Kukembalikan daftar menu itu kepada waiter tersebut. Espresso. Aku ingin espresso.
Sambil menunggu espresso ku datang aku bermain dengan imajinasiku, aku membayangkan tentang hal-hal apa yang akan kulakukan hari ini. Aku ingin bertemu dengan orang-orang baru, aku ingin berkenalan dengannya, aku ingin jalan-jalan dengannya, aku ingin teman..
Seorang pria bertubuh tegap memasuki kedai kopi yang kukunjungi. Ia memilih tempat duduk di sudut ruangan, dimana aku bisa melihatnya dengan jelas. Pria tampan, dan ia tersenyum padaku.
Espresso ku datang, temanku datang.

to be continued...

No comments: