Sekali lagi aku menulis tentang kamu, lelakiku. Maaf aku tidak cukup tahan untuk tidak menulis tentang kamu. Tentang nafas lelahmu berjalan melalui jalanan di sepanjang hidupmu. Tentang bekas luka dikakimu pertanda sudah banyak kamu tersandung dan terjatuh. Tentang goresan ditanganmu sebagai tanda kamu pernah menebas ranting yang menghalangi jalanmu. Aku bergeleng sengit melihat bekas-bekas lukamu juga tangan dan kaki kasarmu. Namun, bukan keluhan kesal atau lelahmu yang aku dengar, hanya derai tawa dan deretan gigi rapimu yang sering kau pamerkan kepadaku. Aku tidak mau kalah! Aku juga punya deretan gigi yang rapi :)
Sekali lagi aku menulis tentang kamu, lelakiku. Maaf aku tidak cukup tahan untuk tidak menulis tentang kamu. Meskipun aku belum menemukan kata-kata yang mampu mendeskripsikan secara jelas tentang kamu, bolehkah aku mencatat sedikit tentang apa yang aku tau? Maaf kalau memang aku belum cukup mengenalmu. Sedikit saja, bolehkan?
Lelakiku, aku ingin menulis tentang kamu.
Ada sesuatu darimu tentang masa lalu. Ketika saat itu aku pun belum mengenal dirimu. Sekedar bisikan darimu sore itu. Ketika kamu ditandu oleh wanita yang bukan aku. Kamu berjalan, tertatih, terjatuh dan akhirnya mampu bangun lagi.
Lelakiku, aku ingin menulis tentang kamu.
Tentang cerita kecewamu karna masa lalu. Ketika impianmu terhempas oleh kesalahanmu. Cerita yang tidak pernah lengkap aku dengar dari bibirmu. Cerita yang baru kau ceritakan setelah kupaksa terlebih dahulu.
Lelakiku, aku ingin menulis tentang kamu.
Tentang mata sayumu di sore itu. Seorang perempuan yang bukan aku yang kamu kagumi dari ceritamu. Perempuan baik hati yang mampu mengerti dirimu. Meskipun tak bisa lagi kulegakan telingaku, tapi aku harus. Aku harus berpura-pura mampu.
Lelakiku, aku ingin menulis tentang kamu.
Ada apa sayang? Takutkah kamu kepada pusaran kenangan yang membawamu ke masa lau, ke masa itu, bersama wanitamu yang bukan aku. Juga beberapa jejak penyesalan dimata sendumu. Dibalik kelopak mata yang tidak bisa kau tutupi dengan tawamu, aku melihat ada rindu disitu.
Lelakiku, aku ingin menulis tentang kamu.
Dibalik gelap matamu, aku memergokimu kamu tersenyum sendiri. Sebuah doa yang kau lantunkan dalam hati. Seakan kau akan rentangkan tanganmu selabar mungkin kitaka sewaktu-waktu dia datang dalam mimpi. Dan hingga pada akhirnya sudah tidak ada lagi satupun hal yang kau sesali.
Lelakiku, aku ingin menulis tentang kamu.
Jika lidahmu terlalu kelu dan tidak mampu untuk mengucapkan kata rindu. Sampaikanlah saja padaku. Tidak apa-apa sayangku, aku tahu. Itu masa lalu. Meskipun perempuan itu bukan aku.
I'm fine, thank you :)
2 comments:
bebeee, tulisanmu bagus-bagus :)
puitis banget ih, sampe terharu bacanya :'(
makasi hena sayang hehe nulisnya pake hati ini bwahahaha menye gila
Post a Comment